Pongki Pamungkas
“Kita
adalah apa yang kita kerjakan berulang kali. Dengan demikian, kecemerlangan
bukanlah sekadar tindakan, melainkan kebiasaan.”
Ternyata
yang satu ini sama sekali di luar perkiraan saya. Sebelumnya, saya suka
berpikir (negatif), bahwa para seniman itu hanya bekerja kalau sedang in the
mood saja, kalau cuaca hati sedang oke. Ternyata itu keliru.
Ernest
Newman, kritikus musik paling diakui di Inggris, menuturkan, “Para komposer
hebat berkarya bukan hanya karena terinspirasi, melainkan karena berkaryalah
mereka terinspirasi. Beethoven, Wagner, Mozart, dan Bach terus bekerja dan
bekerja sepanjang waktu, hari demi hari. Mereka tak membuang waktu sekadar
menunggu adanya inspirasi.”
Penulis dan
penata music besar, John William, meneguhkan penuturan Newman. William telah
meraih 5 Academy Awards, 4 Golden Globes, 5 Emmy dan 21 Grammy. Karya-karya
musik William di antaranya dapat dinikmati dalam film-film box-office : Close
Encounters of the Third Kind, Jaws, Star Wars, Raiders of the Lost Ark dan Harry
Potter.
Bagaimana
dia meraih itu semua? Dia menyatakan, “Saya bertumbuh dari kebiasaan menulis
sesuatu setiap hari, bagus atau jelek. Ada hari-hari bagus dan ada hari-hari
jelek. Yang jelas, saya selalu menulis setiap hari. Manakala bekerja untuk
film, 6 hari seminggu, juga bila tidak bekerja dalam film, saya selalu
menantang diri untuk selalu membuat sesuatu. Saya membuat diri merasa sedang
berkontribusi untuk sesuatu. Di situ sekaligus saya mempunyai kesempatan
mempelajari proses segala sesuatu.”
William
tidak berbicara soal motivasi. Dia juga tidak menunggu inspirasi. Dia bangun
setiap hari mempraktekkan kedisiplinan untuk menulis. Ini adalah soal
konsistensi.
Jim
Cantalupo, mantan Chairman dan CEO Mc Donald, yang meninggal di usia 60 tahun
pada 2004 pernah mengatakan, “McDonald berusia hampir 50 tahun. Selama 47 tahun
kami memiliki track record yang konsisten untuk dapat memberikan penjualan yang
mengagumkan.
“Konsistensi
adalah kata kunci sukses Mc Donald. Ini sesuai kata T.P. Rachmat, pendiri dan
pemilik salah satu grup bisnis besar di Indonesia, Grup Triputra, “Semua bisnis
jika ditekuni pasti membuahkan hasil. Konsisten lakukan PDCA
(plan-do-check-action), dan semua akan berjalan baik.”
Konsistensi.
Ini adalah kata yang menarik. Kata yang sangat populer, khususnya dalam soal
pengembangan kultur suatu komunitas atau masyarakat. “Konsistensi adalah suatu
ajang pamer (hallmark) bagi suatu kesempurnaan dan sekaligus ujian terhadap
suatu kehebatan,” ujar Jim Tressel, seorang pendidik dan pelatih bola Amerika.
Jack Welch,
legenda CEO, menyatakan, “Konsistensi adalah satu-satunya cara untuk mengubah
pola pikir manusia. Konsistenlah secara konsisten.”
Dari sisi
bahasa, konsistensi adalah suatu kata ‘keadaan’ (adjective) yang mengandung
pemahaman suatu kondisi pencapaian atau dampak yang tak berubah dalam kurun
waktu tertentu.
Konsistensi
adalah kesesuaian (compatibility) antara praktek dengan aturan, atau antara
perkataan dengan perbuatan. Sebagai suatu kata kerja
(verb)–konsisten–mengandung kombinasi dari kata-kata: kegigihan, keteguhan
hati, kesabaran, dan kedisiplinan.
“Kegigihan
adalah saudara kembar kesuksesan. Kegigihan adalah kualitas personal, sementara
kesuksesan adalah persoalan waktu,” ujar Marabel Morgan, seorang wanita penulis
buku terkenal, The Total Woman.
Sementara
Zig Ziglar, penulis, salesman dan motivator terkemuka Amerika mengatakan
seseorang mengalami kegagalan terkadang bukan disebabkan oleh minimnya keahlian
yang dia miliki, tetapi justru disebabkan oleh minimnya keteguhan hati.
Mengenai
kesabaran, sastrawan Persia, Saadi, memberikan saran, “Bersabarlah selalu.
Segala sesuatu itu sebelumnya akan sulit, dan menjadi mudah sesudahnya.”
Menurut John
C. Maxwell, konsistensi ini menyangkut dua hal, pertama motivasi yang akan
membuat segala sesuatunya berjalan, dan menggerakkan segala sesuatu. Kedua,
disiplin – kesesuaian antara komitmen dan praktek – yang akan membuat segala
sesuatunya bertumbuh dan berkembang.
Berhenti
merokok adalah suatu perjuangan berat bagi para perokok. Tidak dapat disangkal,
keberhasilan berhenti merokok ditentukan oleh motivasi dan disiplin. “Anda
tidak pernah mengubah hidup Anda sebelum Anda mengubah sesuatu yang Anda
lakukan dalam keseharian Anda,” ujar Maxwell.
Demikianlah,
kebaikan dan hal-hal yang mulia dan terpuji – seperti keberhasilan dan
kemenangan – akan terus tumbuh dan berkembang sepanjang kita terus konsisten
dalam melakukan hal-hal positif. (JIBI/aw)
Sumber: http://www.kabar24.com/index.php/kiat-manajemen-konsistensi-adalah-kunci-kesuksesan/
Posting Komentar
Berkomentarlah di blog ini dengan cerdas, komentar yang mengarah ke tindakan spam akan
di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter